Berapa Lama Satu Sesi Hemodialisa? Mengungkap Kompleksitas Waktu yang Menyelamatkan Nyawa

Bagi jutaan pasien di seluruh dunia yang hidup dengan penyakit ginjal stadium akhir (ESRD), hemodialisa bukan hanya prosedur medis, mel tetapi sebuah jangkar kehidupan. Prosedur ini mengambil alih fungsi vital ginjal yang rusak, membersihkan darah dari racun, kelebihan cairan, dan menjaga keseimbangan elektrolit. Salah satu pertanyaan paling umum yang muncul di benak pasien, keluarga, dan bahkan mereka yang baru mengenal kondisi ini adalah: "Berapa lama sebenarnya satu sesi hemodialisa berlangsung?"

Jawaban singkatnya adalah: umumnya antara 3 hingga 5 jam, dilakukan tiga kali seminggu. Namun, angka ini hanyalah permukaan dari kompleksitas yang mendasari penentuan durasi sesi hemodialisa. Waktu yang dihabiskan di pusat dialisa adalah hasil perhitungan cermat dari berbagai faktor medis, fisiologis, dan individual yang bertujuan untuk memastikan pengobatan yang paling efektif dan aman bagi setiap pasien. Artikel ini akan menyelami lebih dalam faktor-faktor tersebut, mengapa durasi yang adekuat begitu krusial, dan apa yang terjadi selama sesi yang menyelamatkan jiwa ini.

I. Durasi Standar dan Fleksibilitasnya

Sebagian besar pasien hemodialisa konvensional menerima terapi tiga kali seminggu, dengan setiap sesi berlangsung sekitar 3 hingga 5 jam. Jadwal ini telah menjadi standar karena dianggap cukup efektif untuk membersihkan akumulasi racun dan cairan dalam interval 48-72 jam antara sesi. Durasi ini memungkinkan proses filtrasi dan ultrafiltrasi yang memadai tanpa membebani tubuh pasien secara berlebihan dalam satu waktu.

Namun, penting untuk ditekankan bahwa durasi ini bersifat fleksibel. Tidak ada satu ukuran yang cocok untuk semua. Dokter nefrologi, bersama dengan tim medis, akan meresepkan durasi sesi yang disesuaikan (sering disebut "resep dialisa") berdasarkan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan unik setiap pasien.

II. Faktor-Faktor Penentu Durasi Sesi Hemodialisa

Penentuan durasi sesi hemodialisa melibatkan pertimbangan yang kompleks. Berikut adalah faktor-faktor utama yang memengaruhi berapa lama seorang pasien akan menjalani dialisa:

  1. Kondisi Klinis Pasien:

    • Berat Badan dan Ukuran Tubuh: Pasien dengan ukuran tubuh yang lebih besar umumnya memiliki volume darah dan massa tubuh yang lebih besar, yang berarti lebih banyak racun dan cairan yang perlu dibersihkan. Oleh karena itu, mereka mungkin memerlukan sesi yang lebih lama atau lebih intensif dibandingkan pasien yang lebih kecil.
    • Tingkat Fungsi Ginjal Residual (Sisa Fungsi Ginjal): Beberapa pasien mungkin masih memiliki sedikit fungsi ginjal yang tersisa. Semakin baik fungsi ginjal residual, semakin sedikit beban yang harus ditanggung oleh mesin dialisa, dan durasi sesi mungkin bisa sedikit lebih singkat. Sebaliknya, pasien dengan anuria (tidak ada produksi urine sama sekali) atau fungsi ginjal residual yang sangat minimal akan memerlukan durasi yang lebih panjang dan konsisten.
    • Tingkat Akumulasi Toksin dan Cairan: Kadar urea (BUN), kreatinin, kalium, fosfor, dan tingkat kelebihan cairan (edema) sebelum sesi akan sangat memengaruhi durasi. Semakin tinggi kadar racun dan semakin banyak cairan yang harus ditarik, semakin lama waktu yang dibutuhkan mesin untuk membersihkannya secara efektif dan aman.
    • Kondisi Kesehatan Umum dan Komorbiditas: Pasien dengan kondisi medis penyerta seperti penyakit jantung, tekanan darah rendah kronis, atau diabetes mungkin memerlukan sesi yang lebih lambat dan lebih lama untuk mencegah komplikasi seperti hipotensi intradialitik (penurunan tekanan darah selama dialisa) atau kram otot. Toleransi tubuh pasien terhadap proses dialisa sangat dipertimbangkan.
    • Toleransi Pasien Terhadap Sesi: Beberapa pasien mungkin mengalami efek samping yang signifikan selama dialisa (misalnya, mual, pusing, kram). Jika efek samping ini parah, tim medis mungkin perlu menyesuaikan kecepatan aliran darah atau durasi sesi untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pasien, meskipun ini bisa berarti kompromi pada efisiensi pembersihan.
  2. Resep Dialisa (Dialysis Prescription):

    • Ukuran Dializer (Ginjal Buatan): Dializer adalah filter tempat darah dibersihkan. Ukuran dializer (luas permukaan membrannya) memengaruhi seberapa efisien proses filtrasi. Dializer yang lebih besar dapat membersihkan darah lebih cepat, berpotensi mempersingkat durasi sesi, asalkan aliran darah pasien memadai.
    • Kecepatan Aliran Darah (Blood Flow Rate/Qb): Ini adalah kecepatan darah pasien mengalir dari tubuh ke mesin dialisa, diukur dalam mililiter per menit (ml/min). Kecepatan aliran darah yang lebih tinggi (misalnya, 350-500 ml/min) akan membersihkan darah lebih cepat, tetapi tidak semua akses vaskular pasien mampu menopang aliran tinggi ini.
    • Kecepatan Aliran Dialisat (Dialysate Flow Rate/Qd): Dialisat adalah cairan khusus yang mengalir di sisi lain membran dializer dan berfungsi menarik racun dari darah. Kecepatan aliran dialisat yang lebih tinggi (misalnya, 500-800 ml/min) juga meningkatkan efisiensi pembersihan.
    • Tujuan Ultrafiltrasi (UF Target): Ini adalah jumlah cairan yang perlu ditarik dari tubuh pasien selama sesi. Jika pasien memiliki penumpukan cairan yang signifikan antara sesi, target UF akan tinggi, dan ini memerlukan waktu lebih lama untuk menarik cairan secara aman, tanpa menyebabkan hipotensi.
    • Target Adekuasi Dialisa (Kt/V): Kt/V adalah ukuran seberapa efektif dialisa membersihkan urea dari darah. "K" adalah clearance (efisiensi dializer), "t" adalah time (durasi sesi), dan "V" adalah volume (volume distribusi urea dalam tubuh pasien). Dokter akan menargetkan nilai Kt/V tertentu untuk memastikan dialisa adekuat. Untuk mencapai target Kt/V yang diinginkan, penyesuaian pada "t" (waktu) seringkali menjadi kunci.
  3. Jenis Akses Vaskular:

    • Fistula Arteriovenosa (AV Fistula) atau Graft: Ini adalah akses vaskular terbaik karena umumnya memungkinkan aliran darah yang tinggi dan stabil, sehingga sesi dapat berjalan efisien.
    • Kateter Sentral Temporer atau Permanen: Kateter seringkali memiliki aliran darah yang lebih rendah dibandingkan fistula/graft, yang berarti proses pembersihan mungkin memakan waktu lebih lama untuk mencapai adekuasi yang sama.

III. Mengapa Durasi yang Adekuat Begitu Penting?

Memotong durasi sesi hemodialisa, meskipun terasa seperti menghemat waktu, dapat memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan pasien. Durasi yang adekuat sangat penting karena:

  1. Efisiensi Pembersihan Toksin: Ginjal yang sehat bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Dialisa tiga kali seminggu selama beberapa jam adalah kompromi yang signifikan. Durasi yang cukup memastikan ada waktu yang memadai bagi dializer untuk membersihkan racun metabolik (urea, kreatinin, asam urat, fosfor) secara efektif dari darah. Pembersihan yang tidak adekuat dapat menyebabkan akumulasi racun, yang dikenal sebagai uremia, yang berdampak buruk pada setiap sistem organ.
  2. Pengendalian Cairan dan Elektrolit: Kelebihan cairan adalah masalah umum pada pasien ginjal. Penarikan cairan yang terlalu cepat dalam waktu singkat dapat menyebabkan hipotensi, kram otot, dan pusing. Durasi yang memadai memungkinkan penarikan cairan secara bertahap dan aman, menjaga tekanan darah stabil dan mencegah komplikasi akut. Ini juga penting untuk menyeimbangkan kadar elektrolit seperti kalium dan natrium.
  3. Mencegah Komplikasi Jangka Pendek dan Panjang:
    • Sindrom Ketidakseimbangan Dialisa (Dialysis Disequilibrium Syndrome): Terjadi jika pembersihan racun terlalu cepat, menyebabkan perpindahan cairan ke otak dan gejala neurologis. Durasi yang tepat mengurangi risiko ini.
    • Penyakit Tulang Mineral (Mineral Bone Disease): Pembersihan fosfor yang adekuat memerlukan waktu. Sesi yang terlalu singkat dapat menyebabkan fosfor menumpuk, berkontribusi pada penyakit tulang.
    • Penyakit Kardiovaskular: Pembersihan racun dan pengendalian cairan yang buruk adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan pembuluh darah pada pasien dialisa. Durasi yang adekuat membantu mengurangi beban pada jantung.
    • Kualitas Hidup: Dialisa yang adekuat mengurangi gejala uremia seperti kelelahan, mual, dan gatal-gatal, secara signifikan meningkatkan kualitas hidup pasien.

IV. Apa yang Terjadi Selama Sesi Hemodialisa?

Meskipun durasinya bervariasi, alur umum sesi hemodialisa relatif standar:

  1. Persiapan (Sekitar 15-30 menit):

    • Pasien ditimbang untuk menentukan berat badan pra-dialisa dan target penarikan cairan.
    • Tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, suhu) diukur.
    • Akses vaskular pasien (fistula, graft, atau kateter) diperiksa dan disiapkan.
    • Dua jarum dimasukkan ke fistula/graft (satu untuk menarik darah ke mesin, satu untuk mengembalikan darah yang sudah bersih) atau kateter dihubungkan ke sirkuit mesin.
  2. Proses Filtrasi (3-5 jam):

    • Darah pasien mengalir melalui sirkuit eksternal ke dializer.
    • Di dalam dializer, darah dan dialisat mengalir di sisi berlawanan dari membran semipermeabel. Racun dan kelebihan cairan berpindah dari darah ke dialisat melalui difusi dan ultrafiltrasi.
    • Darah yang sudah bersih kemudian dikembalikan ke tubuh pasien.
    • Selama sesi, perawat secara teratur memantau tanda-tanda vital pasien, tekanan pada sirkuit, dan mengamati pasien untuk setiap efek samping. Mesin dialisa juga dilengkapi dengan alarm untuk mendeteksi masalah.
    • Pasien biasanya duduk atau berbaring, dan dapat membaca, tidur, menonton TV, atau berbincang.
  3. Akhir Sesi (Sekitar 15-30 menit):

    • Setelah durasi yang ditentukan, aliran darah dihentikan.
    • Darah yang tersisa di sirkuit mesin dikembalikan ke pasien.
    • Jarum dicabut dari akses vaskular (jika menggunakan fistula/graft), dan tekanan diberikan untuk menghentikan pendarahan.
    • Pasien ditimbang lagi untuk memverifikasi jumlah cairan yang berhasil ditarik.
    • Tanda-tanda vital diukur kembali.
    • Pasien diperiksa untuk efek samping pasca-dialisa seperti pusing atau kelelahan.

V. Berbagai Jadwal Hemodialisa Alternatif

Selain hemodialisa konvensional 3x seminggu, ada juga jadwal alternatif yang memengaruhi durasi sesi:

  1. Hemodialisa Harian (Daily Dialysis):

    • Durasi: Lebih pendek, sekitar 2-3 jam per sesi.
    • Frekuensi: Lebih sering, 5-6 kali seminggu, seringkali dilakukan di rumah (home hemodialysis).
    • Manfaat: Pembersihan racun yang lebih sering dan lembut, kontrol cairan yang lebih baik, tekanan darah lebih stabil, diet yang lebih fleksibel, dan energi yang lebih baik karena beban racun tidak menumpuk terlalu banyak.
  2. Hemodialisa Nokturnal (Nocturnal Dialysis):

    • Durasi: Sangat panjang, 6-8 jam per sesi.
    • Frekuensi: Biasanya 3-6 kali seminggu, dilakukan semalaman saat pasien tidur, seringkali di rumah.
    • Manfaat: Meniru fungsi ginjal alami yang paling dekat. Pembersihan racun dan cairan yang sangat menyeluruh dan perlahan, mengurangi risiko hipotensi dan kram. Memberikan hasil kesehatan yang sangat baik, termasuk kontrol tekanan darah yang superior dan kualitas hidup yang lebih baik.

VI. Peran Tim Medis dan Kepatuhan Pasien

Penentuan dan kepatuhan terhadap durasi sesi adalah upaya kolaboratif:

  • Tim Medis: Dokter nefrologi meresepkan durasi dan parameter dialisa, memantau respons pasien, dan menyesuaikan resep jika diperlukan. Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan sesi dengan aman, memantau pasien, dan memberikan dukungan. Ahli gizi membantu pasien mengelola diet dan asupan cairan yang berdampak pada seberapa banyak cairan yang harus ditarik.
  • Kepatuhan Pasien: Pasien memiliki peran krusial. Mematuhi jadwal sesi yang diresepkan, tidak mempersingkat sesi, dan mengikuti rekomendasi diet dan cairan adalah fundamental untuk efektivitas pengobatan. Mempersingkat sesi secara rutin atau melewatkan sesi dapat menyebabkan akumulasi racun yang berbahaya, kelebihan cairan, dan peningkatan risiko komplikasi serta kematian.

Kesimpulan

Berapa lama satu sesi hemodialisa berlangsung adalah pertanyaan yang jawabannya jauh melampaui angka sederhana. Ini adalah durasi yang ditentukan secara cermat, disesuaikan untuk setiap individu, dan krusial untuk menjaga keseimbangan hidup pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir. Dari 3-5 jam yang umum di pusat dialisa hingga sesi harian yang lebih pendek atau sesi nokturnal yang lebih panjang di rumah, setiap menit di mesin dialisa adalah investasi dalam kesehatan, kualitas hidup, dan kelangsungan hidup. Memahami kompleksitas di balik durasi ini membantu menghargai betapa vitalnya prosedur ini dan mengapa kepatuhan terhadap resep medis adalah kunci keberhasilan pengobatan yang menyelamatkan nyawa ini.

berapa lama satu sesi hemodialisa

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

By Hemodialisa Plara

HEMODIALISA RSUD Palabuhanratu Unit Hemodialisa RSUD Palabuhanratu merupakan suatu unit kesehatan yang melakukan proses cuci darah bagi penderita disfungsi ginjal. Saat ini unit hemodialisa melayani pasien BPJS dan umum, Fasilitas pelayanan, sarana dan prasarana & SDM 1. Unit hemodialisa RSUD Palabuhanratu memiliki 12 buah mesin yang berfungsi baik serta memiliki fasilitas mesin pengolahan air yang sangat baik dimana dapat menghasilkan air yang memenuhi standar persyaratan hemodialisa. 2. 12 (Dua Belas) buah tempat tidur pasien yang dapat diubah sesuai kondisi pasien sehingga merasa nyaman selama hemodialisa 3. Ruang Hemodialisa RSUD Palabuhanratu berada dekat dengan Instalasi Gawat Darurat. Kamar ini juga dilengkapi dengan lobi ruang tunggu bagi keluarga pasien, TV, AC, dan dispenser untuk menambah kenyamanan selama menjalani proses hemodialisa 4. Proses hemodialisa berlangsung lama yaitu kurang lebih 4-5 jam untuk setiap pasien, difasilitasi dengan TV untuk membuat pasien nyaman ketika proses cuci darah berlangsung. 5. Dengan tenaga dokter dan perawat mahir yang telah mendapatkan pelatihan hemodialisa mahir.