Kolaborasi Profesional dalam Kelayakan Layanan Hemodialisa: Sebuah Laporan Visitasi Kemenkes RI & Kemenkes Jawa Barat di RSUD Palabuhanratu
Pada tanggal 14 Juli 2025, sebuah momen penting tercipta di RSUD Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Momen tersebut bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan suatu tonggak penting dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan di bidang nefrologi, khususnya pelayanan hemodialisa. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama dengan perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melaksanakan kunjungan visitasi dan penilaian kelayakan unit hemodialisa RSUD Palabuhanratu sebagai bagian dari proses akreditasi dan standarisasi nasional.
Kegiatan visitasi ini menjadi sangat bermakna karena turut menghadirkan sosok-sosok penting yang selama ini telah menjadi motor penggerak pelayanan nefrologi di rumah sakit tersebut. Dalam dokumentasi kegiatan, terlihat tiga figur utama yang berperan krusial dalam unit hemodialisa RSUD Palabuhanratu:
- dr. Rizky Andhika, Sp.PD-KGH – Konsultan Ginjal Hipertensi dan Penanggung Jawab Unit Hemodialisa RSUD Plara yang juga merupakan dokter Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri).
- dr. Wisynu Tresnadi Arif Budiman, Sp.PD – Penanggung Jawab Unit Hemodialisa RSUD Palabuhanratu.
- dr. Adha PrawitaSari – Dokter pelaksana harian yang konsisten mengawal operasional dan pelayanan langsung di unit hemodialisa RSUD Palabuhanratu.
Ketiganya berdiri bersama dalam sebuah foto yang menjadi ikon semangat kolaborasi, profesionalisme, dan dedikasi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik (PGK) di wilayah Sukabumi dan sekitarnya.
Latar Belakang Kegiatan Visitasi
Layanan hemodialisa menjadi salah satu layanan krusial di rumah sakit yang menangani pasien gagal ginjal kronis. Dalam menjalankan pelayanan tersebut, dibutuhkan standar fasilitas, tenaga medis, hingga sistem manajemen yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan. Maka dari itu, Kemenkes RI secara rutin melakukan visitasi dan audit lapangan ke berbagai unit hemodialisa di seluruh Indonesia.
Fokus utama visitasi meliputi:
Standar kelayakan fasilitas hemodialisa
Kualifikasi dan kompetensi tim medis
Manajemen pasien dan sistem rujukan
Kesiapan sarana dan prasarana penunjang
Protokol keselamatan pasien dan pengendalian infeksi
Visitasi ini juga menjadi momentum untuk melihat sejauh mana kolaborasi lintas profesi berjalan, serta untuk memberikan rekomendasi guna peningkatan berkelanjutan (continuous improvement).
Sosok-Sosok Kunci dalam Layanan Hemodialisa RSUD Palabuhanratu
- dr. Rizky Andhika, Sp.PD-KGH: Pilar Kompetensi dan Standar Nasional
Sebagai seorang konsultan ginjal dan hipertensi, dr. Rizky Andhika, Sp.PD-KGH, dikenal sebagai figur yang kompeten, teliti, dan sangat peduli pada standar nasional pelayanan hemodialisa. Beliau tidak hanya berperan di tingkat rumah sakit, tetapi juga aktif dalam forum-forum nasional seperti Pernefri.
Keterlibatannya dalam visitasi ini menegaskan bahwa RSUD Palabuhanratu tidak hanya ingin memenuhi standar minimum, tetapi juga menjadikan pelayanan hemodialisa sebagai layanan unggulan yang berbasis pada evidence-based medicine. Dalam sesi diskusi dengan tim Kemenkes, dr. Rizky menekankan pentingnya penyusunan SOP berbasis protokol nasional dan pembinaan kompetensi berkelanjutan untuk dokter dan perawat hemodialisa.
- dr. Wisynu Tresnadi Arif Budiman, Sp.PD Penanggung Jawab yang Terjun Langsung
Sebagai penanggung jawab unit hemodialisa RSUD Palabuhanratu, dr. Wisynu adalah sosok yang mengawal langsung manajemen layanan, mulai dari perencanaan pengadaan mesin dialisa hingga pengawasan mutu harian.
Beliau menekankan pentingnya pemantauan beban kerja mesin dialisa dan jadwal rotasi pasien agar tidak terjadi penumpukan serta tetap menjamin keselamatan pasien.
- dr. Adha PrawitaSari: Garda Depan Layanan Harian
Di balik setiap keberhasilan unit hemodialisa, selalu ada figur yang bekerja dalam diam namun penuh dedikasi. dr. Adha Prawira Sari adalah representasi nyata dari semangat itu. Beliau bertanggung jawab atas pelaksanaan harian layanan hemodialisa—mulai dari pengecekan kesiapan alat, pengawasan sesi dialisis, hingga koordinasi antarperawat dan pasien.
Dalam visitasi, dr. Adha memberikan gambaran teknis operasional harian unit, termasuk kesiapan SOP saat terjadi kejadian tidak diharapkan (KTD), pengelolaan pasien dengan komorbiditas, serta komunikasi intensif dengan keluarga pasien. Ketekunan dan kepekaannya terhadap kebutuhan pasien menjadi nilai tambah yang turut diapresiasi oleh tim Kemenkes.
Jalannya Kegiatan Visitasi
Visitasi dilakukan dengan rangkaian kegiatan yang sistematis dan menyeluruh. Kegiatan dimulai dengan pembukaan resmi yang dihadiri oleh Direktur RSUD Palabuhanratu, perwakilan Dinkes Kabupaten Sukabumi, tim Kemenkes RI, Kemenkes Provinsi Jawa Barat, serta seluruh unsur medis dan manajemen rumah sakit.
Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan:
- Presentasi Profil Unit Hemodialisa
Menjelaskan sejarah berdirinya unit, jumlah pasien aktif, jadwal operasional, dan profil tim medis.
- Audit Dokumen
Meliputi SOP, rekam medis, jadwal kerja, laporan bulanan, dan sistem pelaporan infeksi nosokomial.
- Observasi Lapangan
Tim visitasi meninjau langsung ruang tindakan, ruang tunggu pasien, gudang logistik, dan ruang cuci alat.
- Wawancara Tim Medis dan Pasien
Mendalami pengalaman tim medis serta kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan.
- Diskusi dan Rekomendasi
Tim Kemenkes memberikan catatan, saran, serta masukan guna peningkatan mutu layanan.
Salah satu momen mengesankan dalam kegiatan tersebut adalah ketika tim visitasi menyampaikan apresiasi terhadap kesiapan rumah sakit dalam memenuhi hampir seluruh indikator penilaian, terutama dari sisi kesiapan tim medis, manajemen risiko, dan penerapan prinsip keselamatan pasien.
Tantangan dan Solusi dalam Pengembangan Layanan
Meskipun secara umum layanan telah memenuhi standar, beberapa tantangan juga turut dicatat dan dibahas bersama:
Keterbatasan Mesin Dialisa vs Jumlah Pasien
Saat ini, unit hemodialisa RSUD Palabuhanratu masih harus membagi jadwal dengan sangat ketat karena jumlah mesin yang terbatas. Solusinya adalah dengan mengajukan penambahan alat melalui DAK Kesehatan tahun anggaran mendatang.
Peningkatan Kapasitas SDM
Perlu adanya pelatihan berkelanjutan (refreshment training) untuk perawat dialisa, serta insentif agar dokter spesialis muda tertarik memperkuat layanan di daerah.
Kesiapan Unit Cadangan saat Mesin Rusak
Diperlukan SOP dan kesiapan unit pengganti, baik di dalam rumah sakit maupun kerja sama rujukan ke rumah sakit sekitar.
Penutup: Sinergi Menuju Kemandirian Layanan Nefrologi Daerah
Kunjungan visitasi ini bukan hanya sekadar agenda administratif, tetapi menjadi momen validasi kerja keras seluruh tim unit hemodialisa RSUD Palabuhanratu selama ini. Kolaborasi antara dr. Rizky Andhika, Sp.PD-KGH, dr. Wisynu Tresnadi Arif Budiman, dan dr. Adha Prawira Sari menjadi contoh sinergi antarprofesional medis yang berorientasi pada mutu layanan dan keselamatan pasien.
Dengan semangat yang tertangkap dalam satu foto sederhana itu—tiga insan medis tersenyum sambil membentuk simbol cinta terhadap profesi dan pasien—tersimpan harapan bahwa pelayanan hemodialisa di RSUD Palabuhanratu akan terus tumbuh, mandiri, dan menjadi rujukan terbaik di wilayah Jawa Barat bagian selatan.
Lampiran
Dokumentasi Foto Kegiatan
Foto utama memperlihatkan dr. Rizky, dr. Adha, dan dr. Wisynu berdiri bersama di ruang pertemuan rumah sakit, berlatar belakang layar proyektor dan lemari penghargaan. Foto ini menjadi simbol penting dedikasi dalam pengabdian profesi kedokteran, terutama di bidang penyakit ginjal.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih disampaikan kepada:
Tim Visitasi Kemenkes RI dan Kemenkes Provinsi Jawa Barat
Direksi dan Manajemen RSUD Palabuhanratu
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
Seluruh pasien dan keluarga pasien yang telah menjadi bagian dari peningkatan layanan
