Hemodialisa: Penjelasan Singkat tentang Prosedur Penyelamat Hidup

Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah kondisi progresif di mana ginjal secara bertahap kehilangan kemampuannya untuk menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah. Ketika ginjal mencapai stadium akhir kegagalan ginjal, yang dikenal sebagai penyakit ginjal stadium 5, pasien memerlukan terapi pengganti ginjal untuk bertahan hidup. Hemodialisa adalah salah satu bentuk terapi pengganti ginjal yang paling umum dan efektif.

Apa itu Hemodialisa?

Hemodialisa adalah prosedur medis yang digunakan untuk membersihkan darah dari limbah dan kelebihan cairan ketika ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik. Proses ini melibatkan pengalihan darah pasien ke mesin dialisis, yang bertindak sebagai ginjal buatan. Mesin ini menyaring darah, menghilangkan limbah seperti urea, kreatinin, dan kelebihan cairan, dan kemudian mengembalikan darah yang bersih ke tubuh pasien.

Bagaimana Hemodialisa Bekerja?

Prinsip dasar hemodialisa adalah difusi dan ultrafiltrasi.

  • Difusi: Difusi adalah pergerakan zat terlarut (seperti urea dan kreatinin) dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Dalam hemodialisa, darah pasien dialirkan melalui dialiser, yang berisi membran semipermeabel. Di sisi lain membran, terdapat cairan dialisis, yaitu cairan steril yang mengandung elektrolit dan zat lain dalam konsentrasi yang mirip dengan darah normal. Karena konsentrasi limbah dalam darah pasien lebih tinggi daripada dalam cairan dialisis, limbah tersebut berdifusi melintasi membran ke dalam cairan dialisis, sehingga membersihkan darah.

  • Ultrafiltrasi: Ultrafiltrasi adalah proses menghilangkan kelebihan cairan dari darah. Ini dicapai dengan menciptakan gradien tekanan antara darah dan cairan dialisis. Tekanan yang lebih tinggi pada sisi darah memaksa cairan melintasi membran ke dalam cairan dialisis, yang kemudian dibuang.

Akses Vaskular: Jembatan Menuju Hemodialisa

Untuk menjalani hemodialisa, pasien memerlukan akses vaskular, yaitu jalur masuk ke aliran darah yang memungkinkan darah diambil dan dikembalikan ke tubuh. Ada tiga jenis utama akses vaskular:

  1. Fistula Arteriovenosa (AV): Fistula AV dibuat dengan menghubungkan arteri dan vena di lengan. Ini adalah jenis akses yang paling disukai karena memiliki tingkat komplikasi yang lebih rendah dan bertahan lebih lama daripada jenis akses lainnya. Namun, fistula AV membutuhkan waktu beberapa minggu atau bulan untuk matang sebelum dapat digunakan untuk hemodialisa.

  2. Cangkok Arteriovenosa (AV): Cangkok AV dibuat dengan menghubungkan arteri dan vena menggunakan tabung sintetis. Cangkok AV dapat digunakan lebih cepat daripada fistula AV, tetapi memiliki tingkat komplikasi yang lebih tinggi dan tidak bertahan selama fistula AV.

  3. Kateter Vena Sentral: Kateter vena sentral adalah tabung yang dimasukkan ke dalam vena besar di leher, dada, atau selangkangan. Kateter vena sentral digunakan sebagai akses sementara untuk hemodialisa, biasanya ketika akses yang lebih permanen belum siap atau tidak mungkin dibuat. Kateter vena sentral memiliki risiko infeksi dan pembekuan darah yang lebih tinggi daripada fistula atau cangkok AV.

Prosedur Hemodialisa: Langkah demi Langkah

Prosedur hemodialisa biasanya dilakukan di pusat dialisis oleh tim medis yang terlatih. Berikut adalah langkah-langkah umum yang terlibat:

  1. Persiapan: Pasien ditimbang dan tanda-tanda vital mereka (tekanan darah, denyut nadi, suhu) diperiksa. Akses vaskular diperiksa untuk memastikan berfungsi dengan baik.

  2. Pemasangan: Jarum dimasukkan ke dalam akses vaskular untuk mengambil dan mengembalikan darah.

  3. Dialisis: Darah dipompa melalui dialiser, di mana ia disaring dan dibersihkan. Cairan dialisis mengalir di sisi lain membran dialiser, menarik limbah dan kelebihan cairan dari darah.

  4. Pemantauan: Selama dialisis, tekanan darah, denyut nadi, dan tanda-tanda vital lainnya dipantau secara ketat. Darah juga diperiksa secara berkala untuk memastikan bahwa ia dibersihkan dengan benar.

  5. Pengembalian: Setelah dialisis selesai, darah yang bersih dikembalikan ke tubuh pasien melalui akses vaskular.

  6. Pelepasan: Jarum dilepas dari akses vaskular dan tempat tusukan ditekan untuk menghentikan pendarahan. Pasien ditimbang lagi dan tanda-tanda vital mereka diperiksa sebelum mereka diperbolehkan pulang.

Frekuensi dan Durasi Hemodialisa

Hemodialisa biasanya dilakukan tiga kali seminggu, dengan setiap sesi berlangsung sekitar 3-4 jam. Namun, frekuensi dan durasi dialisis dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan individu pasien, seperti ukuran tubuh, fungsi ginjal residual, dan tingkat limbah dalam darah mereka.

Manfaat Hemodialisa

Hemodialisa menawarkan sejumlah manfaat bagi pasien dengan gagal ginjal, termasuk:

  • Peningkatan kualitas hidup: Hemodialisa dapat membantu mengurangi gejala gagal ginjal, seperti kelelahan, mual, dan bengkak, sehingga meningkatkan kualitas hidup pasien.
  • Perpanjangan umur: Hemodialisa dapat membantu memperpanjang umur pasien dengan gagal ginjal dengan menghilangkan limbah dan kelebihan cairan dari darah, sehingga mencegah komplikasi serius.
  • Kontrol tekanan darah: Hemodialisa dapat membantu mengontrol tekanan darah dengan menghilangkan kelebihan cairan dari tubuh.
  • Koreksi ketidakseimbangan elektrolit: Hemodialisa dapat membantu mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit, seperti kadar kalium dan natrium yang tinggi, yang dapat berbahaya bagi jantung dan organ lainnya.

Risiko dan Komplikasi Hemodialisa

Seperti semua prosedur medis, hemodialisa memiliki risiko dan komplikasi potensial, termasuk:

  • Infeksi: Infeksi dapat terjadi di tempat akses vaskular atau di dalam aliran darah.
  • Pembekuan darah: Pembekuan darah dapat terjadi di akses vaskular atau di dalam dialiser.
  • Hipotensi: Hipotensi (tekanan darah rendah) dapat terjadi selama dialisis karena penghilangan cairan dari tubuh.
  • Kram otot: Kram otot dapat terjadi selama dialisis karena ketidakseimbangan elektrolit.
  • Aritmia jantung: Aritmia jantung (detak jantung tidak teratur) dapat terjadi selama dialisis karena perubahan kadar elektrolit.
  • Sindrom ketidakseimbangan dialisis: Sindrom ketidakseimbangan dialisis adalah kondisi neurologis yang dapat terjadi setelah dialisis, menyebabkan gejala seperti sakit kepala, mual, muntah, dan kebingungan.

Kesimpulan

Hemodialisa adalah terapi pengganti ginjal yang penting bagi pasien dengan gagal ginjal. Prosedur ini melibatkan penyaringan darah di luar tubuh untuk menghilangkan limbah dan kelebihan cairan, sehingga membantu meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang umur pasien. Meskipun hemodialisa memiliki risiko dan komplikasi potensial, manfaatnya seringkali lebih besar daripada risikonya. Pasien yang menjalani hemodialisa perlu bekerja sama erat dengan tim medis mereka untuk mengelola kondisi mereka dan meminimalkan risiko komplikasi. Dengan perawatan yang tepat, hemodialisa dapat membantu pasien dengan gagal ginjal untuk menjalani hidup yang aktif dan produktif.

Hemodialisa: Penjelasan Singkat tentang Prosedur Penyelamat Hidup

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

By Hemodialisa Plara

HEMODIALISA RSUD Palabuhanratu Unit Hemodialisa RSUD Palabuhanratu merupakan suatu unit kesehatan yang melakukan proses cuci darah bagi penderita disfungsi ginjal. Saat ini unit hemodialisa melayani pasien BPJS dan umum, Fasilitas pelayanan, sarana dan prasarana & SDM 1. Unit hemodialisa RSUD Palabuhanratu memiliki 12 buah mesin yang berfungsi baik serta memiliki fasilitas mesin pengolahan air yang sangat baik dimana dapat menghasilkan air yang memenuhi standar persyaratan hemodialisa. 2. 12 (Dua Belas) buah tempat tidur pasien yang dapat diubah sesuai kondisi pasien sehingga merasa nyaman selama hemodialisa 3. Ruang Hemodialisa RSUD Palabuhanratu berada dekat dengan Instalasi Gawat Darurat. Kamar ini juga dilengkapi dengan lobi ruang tunggu bagi keluarga pasien, TV, AC, dan dispenser untuk menambah kenyamanan selama menjalani proses hemodialisa 4. Proses hemodialisa berlangsung lama yaitu kurang lebih 4-5 jam untuk setiap pasien, difasilitasi dengan TV untuk membuat pasien nyaman ketika proses cuci darah berlangsung. 5. Dengan tenaga dokter dan perawat mahir yang telah mendapatkan pelatihan hemodialisa mahir.